KISAH LAKON SEMAR MANEGES

GENERASI BERKARAKTER 

KISAH LAKON SEMAR MANEGES

Karakter Tokoh Pewayangan (Membentuk Karakter Siswa dengan Contoh Tokoh yang Ada dalam Pewayangan) 

Sumber : https://indonesiawayang.com/2012/07/21/kas-lakon-semarmaneges-live-audio/ 

                 Lakon Semar Maneges mengisahkan Semar yang menjelma menjadi Pandhita baru  dengan nama yang dikenal sebagai  Begawan Sukma Lawung. Pandawa dan Kurawa  pertama-tama  berkumpul untuk menghadap seorang sang Begawan. Inti persoalannya bagaimana agar perang Bharatyuda digagalkan dan ada perdamaian antara Pandawa dan kurawa. Ki Lurah Semar hadir dalam pertemuan itu.  

                Kehadiran Ki Lurah Semar merupakan wakil rakyat, dan memohon Prabu Duryudana dan  Prabu Puntadewa mempertanggungjawabkan  kehidupan rakyat yang tidak tentram dan tidak tenang. Pertimbangan Ki Lurah Semar ada pada akar persoalan, yaitu ketidak tentraman muncul dimana-mana. Sumbernya terletak kepada Prabu Duryudana dan Prabu Puntadewa. Mereka yang harus  bertanggungjawab. Kedua Prabu ini lah pemegang pemerintahan. Prabu Duryudana dan Prabu Puntadewa sedang berpikir keras apa yang akan mereka perbuat. Tiba-tiba  muncullah Begawan Sukma Lawung langsung  memerkenalkan diri. Ia sangat menginginkan agar Pandawa dan Kurawa bersatu. Dan perang  Bharatayuda digagalkan. 

    Setelah Ki Semar mendengar semuanya dan memahami langsung ia  mengutarakan pendapat  ketidak setujuannya. Semua itu disebabkan  Bharatayuda  merupakan perang suci dimana ada filosofi “nandur bakal ngunduh, utang bakal nyaur, nyilih mbaleake, ngawe bakalipun nganggo, utang wiring nyaur wiring , utang pati nyaur pati. 

Setelah mendengar wejangan dari Ki Semar, muncul  seorang murid Begawan dan masuk ke ruangan. Ia langsung mengusir dan dan meminta  Ki Semar agar keluar dari ruangan tersebut, Ketika Ki Semar di luar ia bertemu dengan Gathutkaca, Anoman, Setyaki dan Antareja. Setelah mendengar pengakuan Ki Semar diusir secara paksa maka mereka berempat tidak terima. Maka terjadilah masalah antara murid 

    Begawan Sukma Lawung dengan Gathutkaca, Anoman, Setyaki dan Antareja yaitu peperangan. Akhirnya muridnya Begawan Sukma Lawung dapat dikalahkan. Begawan Sukma Lawung melihat murid-muridnya kalah dengan Anoman, Setyaki gathutkaca dan Antareja tidak terima maka  Patih sengkuni mengikuti beberapa Kurawa mengejar Ki Semar sampai Karang Kadempel menjadi saksi bersatunya Pandawa Kurawa. Di pihak Pandawa Arjuna mengikuti Patih Sengkuni. Mereka antisipasi bila  mengalami kegagalan membawa Ki Semar, sedangkan Prabu Kresna dicari oleh Raden Werkudara. Tidak terduga sampailah di Karang Tumanritis, anak anak Ki Semar dibantu Raden Abimanyu berhadapan dengan Patih Sengkuni, Prabu Karna dan Aswatama. Dan pertempuran tidak dapat dielakk. an, Raden Arjuna maju dan mampu  mendesak para Kurawa. Saat itu putra raden Arjuna yang bernama Raden Angkawijaya mengetahui kalau ayahnya sedang bertempur ia malah lari menghindar. Ki Lurah Semar dalam situasi seperti itu  tetap komitmen untuk dihadapinya. Pada  akhirnya Raden Arjuna dan Ki Lurah Semar tetap berjuang. 

    Selanjutnya Bathara Ismaya dipanggil oleh Ki Lurah Semar dan merubah menjadi Raden Arjuna, hal ini menjadi seru karena ada dua Raden Arjuna dalam bertarung melawan Begawan Sukma lawung dengan Ajian Gelap Sayuta untuk membuat Ki Semar tersingkir. 

   

Di lokasi lain Prabu Kresna bersama Prabu Baladewa  berjumpa dengan Petruk, Gareng dan Bagong yang lari terbirit-birit. Diceritakan juga saat kondisi yang dihadapi orang tuanya kepada  Petruk, Gareng dan Bagong juga kepada Prabu Kresna. Dalam pertemuan tersebut Prabu Kresna menyindir kepada Werkudara bahwa Raden Werkudara pernah menjadi seorang Pandita yang bergelar Begawan Bima Suci yang seharusnya mampu menempatkan diri sebagai Begawan Bima Suci yang lebih waskita. Akhirnya Raden Werkudara  meninggalkan arena tanpa pamit.  Sedangkan Prabu puntadewa dan Raden Arjuna digendong untuk diajak pulang ke Amarta. 

    Singkat di akhir cerita  Bathara Guru  berkata bahwa maksud dan tujuannya hanya mau menguji kewaspadaan Prabu Duryudana dan prabu Puntadewa dalam bersikap. Bagaimana bila menghadapi keadaan rakyat yang tidak tentram. Hal ini justru membuat Prabu Duryudana tidak dapat menerima.Ia  mengamuk ketika bertemu dengan Ki Semar. Padahal Ki Semar berpesan untuk introspeksi diri  tentang dampak dari peperangan Baratayuda tidak perlu dihindari atau tidak perlu mengharapkan. Semua itu karena manusia makhluk Tuhan hanya bertugas menapaki atau hanya menjalani saja. 

    Sangat jelas makna yang terkandung dalam Lakon Semar Maneges ini yang menceritakan karakter  tokoh Semar, Raden Arjuna juga  nilai-nilai kemampuan berkomunikasi. Kebijakan yang dimiliki,  kebijaksanaan, moralitas, dan komitmen dalam kepemimpinannnya termasuk bagaimana kemampuan menegakkan keadilan dan kebenaran, serta berjuang  kearah yang baik. 

Buku terkait 

Karakter Tokoh Pewayangan (Membentuk Karakter Siswa dengan Contoh Tokoh yang Ada dalam Pewayangan) 

Video terkait kisah Semar Maneges

Kisah Semar Maneges Ki Anom Suroto