KISAH LAKON SEMAR MBANGUN KAYANGAN

 

ADA APA DENGAN LAKON SEMAR MBANGUN KAYANGAN ?

Karakter Tokoh Pewayangan (Membentuk Karakter Siswa dengan Contoh Tokoh yang Ada dalam Pewayangan) 

Sumber: https://caritawayang.blogspot.com/2013/02/semarmbangun-kayangan.html  

        Lakon Semar Mbangun Kahyangan sebuah kisah yang sarat Filosofi kehidupan. Memang sejatinya kisah pewayangan itu penuh pitutur, nasihat dan berbagai contoh sekaligus hiburan. Baik itu kehidupan di bumi maupun di kahyangan tetap ada berbagai masalah yang dihadapi. 

        Dikisahkan Prabu Yudistira ksatria Negara Kerajaan Amarta sedang melakukan diskusi tentang  negaranya. Negara yang dibangun itu  mengalami kegagalan. Penyebabnya sering  mengalami longsor dan bencana. 

           Ditengah-tengah membahas masalah tersebut, datanglah  Raja Dwarawati dan Batara Kresna yang mempertanyakan ketidakhadiran Semar di kerajaan Amarta. Mereka menyimpulkan tidak adanya Semar di kerajaan Amarta menyebabkan bencana dan kegagalan dimana-mana. Hasil musyawarah Arjuna diperintah menghadap Semar, dan meminta Semar datang menghadap ke Negara Amarta. Arjuna belum sempat melaksanakan tugas menghadap Semar. Tetapi Amarta malah kedatangan Petruk. Padahal Petruk datang pun diperintah oleh Semar. Maka dalam pertemuan tersebut, Petruk yang menjadi duta dan diperintah Semar untuk mengundang  Kelima Pandawa datang ke Karang Bebuyutan. Mereka diminta datang sekaligus Semar ingin  dengan meminjam tiga pusaka kerajaan yaitu Jamus Kalimasada, Paying Tunggunaga dan Tombak Karangwelang untuk modal membangun kahyangan. Tentu saja permohonan Semar lewat utusannya Petruk menimbulkan perdebatan antara Betara Kresna dan Petruk. Pandawa lima dilarang berangkat menuju ke Karangkabuyutan. Alasannya mereka berpendapat bahwa Semar dianggap berlawanan dengan kodrat Semar yang diturunkan ke bumi. Bahkan Petruk disuruh menunggu keputusan rapat para pandawa dan menunggu di luar paseban. Perintah itu justru dimanfaatkan Petruk bertemu Antasena putra Bima yang ada di Paseban. Petruk menceritakan masalah tersebut. 

    Antasena  yang berkarakter bijaksana mengetahui bahwa tindakan  Semar akan melakukan membangun kahyangan adalah tindakan yang  benar. Antasena pun berjanji siap membantu Petruk menghadapi perilaku Kresna.  

Gambar Prabu Betara Kresna beda pendapat dengan Lurah Semar. 

Sumber : http://www.kbknews.id/2017/02/19/semar-mbangunkahyangan/  

        Akhirnya Arjuna diajak Kresna menuju ke kahyangan Suralaya untuk menghadap Bathara Guru. Mereka ingin melaporkan tindakan Semar. Selanjutnya  Betari Durga dan Kresna diperintahkan Bathara Guru untuk menggagalkan Semar yang berencana membangun Kahyangan. Selain itu Bathara Guru memerintahkan Gatotkaca, Antareja dan Setyaki juga Kresna untuk mengusir Petruk agar kembali ke Karangkabuyutan. Saat itu juga Prabu Puntadewa atau Yudistira, Bima, Nakula dan Sadewa merasa ragu-ragu. Sadewa usul supaya bersama-sama melakukan semedi di depan tempat penyimpanan pusaka kerajaan untuk memohon petunjuk Yang Maha Kuasa. Harapannya jika pusaka itu pindah dari tempatnya berarti Semar yang benar. Tetapi apabila pusaka itu tetap pada posisinya setelah bersemedi disimpulkan Kresna yang benar. 

       Setelah bersemedi di depan tempat pusaka, maka Yudistira, Bima Nakula dan Sadewa menyaksikan bahwa  tiga pusaka hilang menuju Karangkabuyutan. Akhirnya  Yudistira, Bima Nakula dan Sadewa secara sembunyi-sembunyi menuju ke Karangbuyutan tanpa diketahui Kresna. Disisi lain Kresna memerintahkan Gatotkaca, Antareja dan Setyaki tidak berhasil mengusir Petruk. Hal inindisebabkan Petruk bersatu tubuhnya dengan Antasena. Petruk kembali ke Karangkabuyutan setelah diperintahkan Arjuna dengan dibantu Antasena bersama Gatotkaca, Antareja, dan Abimanyu. Kedatangan Yudistira, Bima Nakula dan Sadewa   di Karangkabuyutan diterima Semar bersama ketiga pusaka keraton Amarta yang telah tiba lebih dulu bersama Petruk dan putra-putra Pandawa. Selanjutnya Semar  segera menyelenggarakan  upacara ritual dengan keempat saudara menjadi satu masuk ke tubuh Semar. Ternyata di dalam badan Semar bersemayam sanghyang Wenang yang siap  memberikan pedoman wejangan hidup dan ilmu sangat berguna untuk Para Pandawa. dan diperintahkan bertapa selama 10 hari. Demi kelancaran upacara tersebut  Mantra dalam menghadapi segala kejahatan diberikan Semar kepada para putera Pandawa. Sedangkan Petruk , Bagong dan Gareng diberi tugas menjaga mereka dari gangguan makhluk halus yaitu Maling SukmaBathara Guru tetap menugaskan Kresna   agar  rencana Semar membangun Kahyangan itu gagal. Ia menyamar menjadi raksasa sebesar bukit, tetapi gagal. Mereka  kalah dengan Semar. 

        Bahkan Arjuna yang menyamar jadi harimau  yang sangat besar pun menjadi lemas tertangkap oleh putra Pandawa. Akhirnya Kresna dan  Arjuna meminta maaf kepada Semar. Sebelum dimaafkan mereka sebelumnya kena marah dari Semar. Termasuk  Bathara Guru juga kena marah. Semar sempat mengobrak-abrik Kahyangan Suralaya . Senjata apapun tidak dapat melumpuhkan Semar. Bahkan Bathara Guru yang bersembunyi akhirnya ditemukan dan minta maaf pada Semar. Bathara guru yang sebelumnya memohon Pandawa untuk melindunginya. Setelah Semar sudah reda amarahnya, Bhatara Guru diampuni lalu pergi Kahyangan Suralaya. 

        Lakon Semar Mbangun Kahyangan memiliki tujuan untuk membangun kahyangan (jiwa)nya Pandawa dengan syarat tiga macam pusaka yaitu, Jamus Kalimasada yang melambangkan tatanan untuk digunakan dalam pedoman hidup.dan Payung Tunggunaga  melambangkan perlindungan hanya  beriman kepada Tuhan. Sedangkan Tombak karawelang melambangkan saat akan mencapai cita cita luhur dibutuhkan dan memfokuskan cipta rasa karsa sebagai pusaka hidup. Bila ketiga hal tersebut sudah menyatu maka semua bisa berjalan selaras dan seimbang.

Buku terkait Karakter Tokoh Pewayangan

Video ada terkait dengan Kisah Semar Mbangun Kayangan

Video Kisah Lakon Semar Mbangun Kayangan Ki Anom Suroto